Target Pertumbuhan Ekonomi Harus Realistis
Target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah mencapai 7% pada 2016, dinilai masih sulit tercapai. Maksimal yang mungkin tercapai sekitar 6,2%. Peningkatan angka pertumbuhan itu dicanangkan pemerintah lewat pembangunan 13 kawasan industri baru di luar pulau Jawa.
Ketua Komisi VI DPR RI Achmad Hafisz Tohir, menyatakan, sulitnya mencapai target 7% itu lantaran kondisi infrastruktur di Tanah Air belum siap untuk membangun kawasan industri di luar pulau Jawa seperti dicanangkan pemerintah lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin). “Target boleh saja. Prediksi saya, angka realistis sekitar 5,7%-6,2% pada tahun 2016,” nilai Hafisz saat dihubingi Senin (22/12).
Seperti diketahui, pemerintah sedang mempercepat pembangunan 13 kawasan industri baru di luar pulau Jawa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menteri Perindustrian Saleh Husein optimis dengan target pertumbuhan hingga 7% itu. Pembangunan kawasan industri disesuaikan dengan sumber daya alam masing-masing daerah. Misalnya di Bintuni, Papua Barat, kaya dengan gas, maka industri yang dibangun pun berbasis gas.
Menurut Hafisz, untuk mencapai target perlu pembenahan menyeluruh. Apalagi, katanya, industri manufaktur Indonesia masih perlu dibenahi kembali. “Selain itu juga infrastruktur belum siap. Insentif kepada kaum industrialis, baik UKM maupun yang besar belum terlihat. Jadi, kalau 2016 saya perkirakan bisa mencapai 6,2%,” ungkap politisi PAN tersebut.
Ditambahkan Hafisz, perkiraan target memang selalu dicanangkan lebih tinggi daripada kenyataan yang ada. “Saya senang pemerintah punya target tinggi. Namun, pemerintah harus tunjukkan kinerjanya bagaimana upaya mencapai target tersebut dalam bentuk kebijakan dan arah pembangunan yang jelas.” (mh), foto : iwan armanias/parle/hr.